HIMPUNAN
1. HIMPUNAN
- Pengertian
Himpunan adalah suatu kumpulan atau koleksi dari
benda-benda atau objek-objek sebarang yang dapat di definisikan atau di
terangkan dengan jelas, (cara pengumpulan objek-objek itu biasanya berdasarkan
suatu sifat/ keadaan mereka yang sama, ataupun berdasarkan suatu aturan
tertentu atau yang di tentukan).
Contoh :
1.
Himpuna yang terdiri dari
mahasiswa Cianjur,
2.
Himpuna hari dalam satu minggu,
3.
Himpunan yang terdiri dari ayam,
bebek, dan sapi, dan lain-lain.
- Anggota Himpunan
Nama lain anggota suatu himpunan adalah elemen atau
unsure. Elemen (unsur anggota) suatu himpunan biasanya di nyatakan dengan huruf
kecil, misalnya a, b, p, r, dan lain-lain. Suatu himpunan biasanya di nyatakan
dengan huruf besar, misalnya himpunan A, T, S, R, dan lain-lain.
Contoh : B adalah himpunan huruf kata “APEL”, maka
anggotanya adalah B = {a,p,e,l}
Suatu himpunan di tulis di antara kurung kurawal buka
“{“ dan kurung kurawal tutup “}”, sedangkan nama suatu himpunan di tulis dengan
menggunakan huruf besar atau capital dan untuk memisahkan nama anggota
satu dengan yang lain di tulis dengan tanda koma (,)
- Notasi Anggota
Untuk menyatakan anggota suatu himpunan “E” dan bukan
anggota suatu himpunan “E”. bila a merupakan elemen dari himpunan A, sedangkan
b bukan elemen dari himpunan A, maka kita dapat menuliskan sebagai a E A, b E
A.
Contoh : A = {2, 3, 7}
Maka : 2
A
3
A
7
A
9
A
- Banyaknya Anggota Suatu Himpunan
Jika n (P) merupakan suatu himpunan terhingga, maka
banyaknya anggota suatu himpunan P = n (P).
Contoh : R = {7,8,6,9} maka n (R) = 4
B = {0,2,3,6,…100} maka n (B) = 51
- Menyatakan Suatu Himpunan
1.
Dengan kata-kata
Contoh : S adalah himpunan bilangan asli kurang dari 10
2.
Dengan mendaftar atau bentuk
pendaftaran (Tabular-form)
Yaitu dengan menuliskan semua elemen himpunan
tersebut di dalam kurung kurawal.
Contoh : Himpunan N = {1,2,3,…}
Himpunan Z = {Bogor, Bandung, Bekasi}
3.
Notasi pembentuk nimpunan atau
bentuk pencirian (Set-builderform)
Yaitu dengan
menuliskan sifat atau ketentuan mengenai elemen himpunan tersebut.
Contoh : Himpunan A = {x/x adalah bilangan genap}
Himpunan R = {x/x adalah pelajar yang pandai}
Suatu himpunan disebut berhingga bila banyak
anggotanya (yang berbeda) berhingga. Jika banyak anggotanya tak berhingga di
sebut sebagai himpunan tak berhingga.
¥
Himpunan Kosong adalah
himpunan yang tidak memiliki anggota, di lambangkan dengan “{}” atau “Ø”.
Contoh : Himpunan bilangan ganjil antara 1 dan 3
¥
Himpunan Semesta adalah
himpunan yang memuat semua anggota yang sedang di bicarakan dan dilam bangkan
“S”.
Contoh : K =
{8,6,5,7}
Maka S = {4,5,6,7,8}
S = {5,6,7,8,9,10}, dan lain-lain.
- Diagram Venn
Pertamakali di perkenalkan oleh matematikawan Inggris
bernama John Venn. Diagram Venn di gunakan untuk menggambarkan hubungan antara
himpunan-himpunan. Himpunan kita gambarkan sebagai daerah lingkaran sedangkan
semesta sebagai daerah empat persegi panjang. Hal-hal yang perlu di perhatikan
dalam membuat diagram venn :
1.
Himpunan semesta di gambarkan
dengan persegi panjang, himpunan S yang merupakan symbol himpunan semesta, di
tulis pada salah satu sudutnya, biasanya sudut kiri atas.
2.
Setiap himpunan yang di bicarakan
( selain himpunan kosong ) di gambarkan dengan kurva tertutup.
3.
Setiap anggita di tunjukkan dengan
noktah atau titi, anggota himpunan di tulis dekat noktah tersebut.
4.
Jika anggota suatu himpunan banyak
sekali, maka anggota-anggotanya tidak perlu dituliskan.
Contoh :
Keterangan :
Q = ( 1,3,4)
S = (1,2,3,4,5,6)
- Macam-macam Himpunan
1.
Himpunan yang sama
Himpunan A&B di katakana sama dan di tulis A = B
jika dan hanya jika A
B atau B
A.
Contoh : A = {1,2,3} dan R = {3,2,1} maka A = R
I = {I,c,h,a} dan T = {a,h,c,i} maka I = T
2.
Himpunan yang Berpotongan
Himpunan A&B saling berpotongan jika dan hanya
jika terdapat anggota himpunan A yang juga anggota himpunan B. notasi
berpotongan “ “
Contoh : C = {3,4,5} dan S = { 4,5,6}
Maka C
S = {4,5}, C berpotongan dengan S karena elemen-elemen
4 dan 5 anggota C juga anggota S.
3.
Himpunan yang saling lepas
Himpunan A&B di katakana saling lepas jika dan
hanya jika kedua himpunan itu tidakmempunyai unsure yang sama. Notasinya “||”
Contoh : S = { 1,2,3} dan R = {5,6,7}
Maka S||R, karena kedua unsure tidak ada anggota yang sama.
4.
Himpunan Ekuivalen
Himpunan A&B di katakana ekuivalen jika dan hanya
jika kedua himpunan mempunyai jumlah unsure yang sama.
Contoh : Y = {2,3,4,1} dan Z = {i,c,h,a}
Jumlah anggota sama, tetapi anggotanya berbeda. Maka Y~Z
karena unsure Y sama banyaknya dengan anggota himpunan Z.
5.
Himpunan bagian
Himpunan A di sebut himpunan bagian
atau subset dari himpunan B jika setiap anggota A merupakan anggota B.
notasinya “
”
Contoh : A = {a,b,c,d} dan B = {
a,b,c,d,e,f}
Maka A
B
|
No
|
Himpunan
|
Banyak Anggota
|
Banyaknya
Himpunan Bagian
|
Rumus
|
|
1
|
{}
|
0
|
{} = 1
|
2
|
|
2
|
{1}
|
1
|
Ø,
{1} = 2
|
2
|
|
3
|
{1,2}
|
2
|
Ø,
{1}, {2}, {1,2} = 4
|
2
|
|
4
|
{1,2,3}
|
3
|
Ø,
{1}, {2}, {3}, {1,2},{1,3},{2,3}, {1,2,3} = 8
|
2
|
|
5
|
{1,2,3,4}
|
4
|
Ø,
{1}, {2}, {3}, {4}, {1,2}, {1,3}, {1,4} {2,3}, {2,4}, {3,4}, {1,2,3},
{2,3,4}, {1,2,4}, {3,4,1}, {1,2,3,4} = 16
|
2
|
|
6
|
{1,2,3,4,5}
|
5
|
Ø,
{1}, {2}, {3}, {4}, {5}, {1,2}, {1,3}, {1,4}, {1,5}, {2,3}, {2,4}, {2,5},
{3,4}, {3,5}, {1,2,3}, {3,4,5},
{4,5,1}, {1,2,4}, {1,2,5}, {3,4,1}, {3,4,2}, {2,3,5}, {2,3,1}, { 4,5,2}, {
1,2,3,4}, {2,3,4,5}, { 3,4,5,1},{ 4,5,1,2}, { 1,2,3,5}, { 1,2,3,4,5} = 32
|
2
|
- Operasi Himpunan
1.
Komplemen
Komplemen
suatu himpunan A adalah kumpulan unsur-unsur dalam himpunan semesta yang bukan
anggota himpunan A. Ac di baca A komplemen. Notasi : A’
atau Ac
Contoh :
S = { a,b,c,d,e}
A = {b,e}
A.. = {a,c,d}
2. Gabungan (
Union )
|

Contoh :
A U B = { a,b,c,p,r}
3. Irisan (
Intersection)
Irisan himpunan A&B adalah himpunan dari
unsure-unsur persekutuan himpunan A dan himpunan B. di tuliskan A ∩ B “ di baca A
irisan B “
Contoh :
A = {a,b,c}
B = {c,d,e}
A ∩
B = {c}
Daerah yang di arsir menunjukkan A ∩ B.
4.
Selisih ( Difference)
Selisih dua himpunan
A&B = Irisan A dengan B komplemen. A-B = A ∩ B.
Contoh :
A = {a,b,c,d}
B = { f,d,b,g}
B = { a,c}
A ∩
B = {a,c}
- Rumus Bilangan Kardinal
Jika di ketahui dua himpunan A dan B sembarang, maka :
1.
n ( A U B ) = n (A) + n (B) – n (A
∩ B)
2.
n (A U B ) = n (A-B) + n (B-A) + n
(A ∩ B)
3.
n (A U B ) = n (A+B) + n (A ∩ B)
4.
n (S) = n (AUB) +
n (AUB)
Jika di ketahui tiga himpunan A, B dan C , maka :
1.
n ( A U B U C ) = n (A) + n (B) +
n (C) – n (A ∩
B) – n (A ∩
C) – n (B∩
C) + n (A∩
B∩C)
2.
n (S) = n ( A U B U C ) + n ( A U B U C )
- Sifat-sifat Operasi Himpunan
1.
Komutatif
Þ
A U B = B U A
Þ
A ∩ B = B ∩ A
2.
Assosiatif
Þ
(A U B) U C = A U (B U C)
Þ
(A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
3.
Idempoten
Þ
A U A = A
Þ
A ∩ A = A
4.
Distributif
Þ
A U (B ∩ C) = ( A U B
) ∩ ( A U
C )
Þ
A ∩ (B U C) = (A ∩ B) U (A ∩ C)
5.
Komplementer
Þ
A U A’ = S
Þ
A ∩ A’ = Ø
6.
De Morgan
Þ
( A U B )’ = A’∩ B’
Þ
( A ∩ B )’ = A’ U B’
7.
Identitas
Þ
A U S = S
Þ
A ∩ S = A
8.
Penyerapan
Þ
A U ( A ∩ B ) = A
Þ
A ∩ ( A U B ) = A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar